Archive for September 2014
Video Berita
Assalamualaikum Wr. Wb.
halo... pembaca sekalian, kemarin kan kami mendapat tugas bahasa indonesia, waktu itu kami disuruh untuk membuat contoh berita. Kami dibagi atas beberapa kelompok. Saya kelompok 6 yang beranggotakan:
1. Machi Abdulloh (Saya sendri)
2. Putri Nurcahyati
3. Verawati
4. Yulia Permata Sari
saya dan putri sebagai pembawa acara dan verawati sebagai reporter pertama dan yulia sebagai reporter kedua. video ini kereenn... banget. Kalian semua harus nonton dan juga kami sangat menunggu apresiasi kalian. Selamat menyaksikan...
Galang Rajin Sekolah
Galang adalah seorang anak yang
nakal. Dia terkenal dengan kebandelan di sekolahnya. Di sekolah dia selalu saja
mengganggu kawannya. Dia merasa bahwa sekolah itu hanya membuang-buang waktu.
Dia merasa capek selalu diatur. "Kenapa kita harus sekolah? Mendingan main
bola sama kawan-kawan." begitulah ucapannya setiap hari.
Suatu hari, seperti biasa Galang
bangun dari tidur. "Galang .....Galang.....bangunn nak, kamu mau jam
berapa sekarang sudah jam 6." kata ibunya dengan berusaha membangunkan
Galang. "Ah...bentarlah bu sedikit lagi aja, setengah jam lagi."kata
Galang. "Ayolah bangun." kata ibunya.
"Iyalah....iya....".Galang pun bangun dari tidur. "Sekarang hari
apa?" tanya Galang. "Hari Rabu ". jawab ibu. "Ahh...sekolah
lagi". kata Galang. Galang pun bersiap-siap berangkat sekolah.
Setibanya di sekolah, ia merasa
mengantuk dan tertidur disaat jam pelajaran. Di tengah-tengah pelajaran, Galang
terbangun dan melihat seseorang dibalik jendela kelas sedang mengintip. Ia pun
merasa aneh dan langsung keluar kelas. Tiba-tiba orang yang mengintip tadi
berlari sekencang-kencangnya. Galang pun berusaha mengejar. Tiba-tiba orang
yang mengintip tadi terpleset dan berhasil ditangkap oleh Galang.
"Kamu pencuri ya?"
Ngapain kamu disini?" kata Galang. Galang melihat seorang anak kecil
dengan pakaian yang kotor dan lusuh serta membawa buku-buku yang sudah
robek-robek. "Buikan, aku hanya ingin belajar". jawab anak kecil itu.
Galang pun melepaskan anak itu
dan membiarkan anak itu pergi. Tetapi diam-diam Galang mengikuti anak kecil itu
dari belakang. Dibawanya ia sampai ke sebuah gubuk tua dan lusuh.
Tersentuh hati Galang. Ia seorang anak
orang kaya yang bisa merasakan sekolah malah merasa capek sekolah sedangkan
disini ada anak yang harus bersusah payah untuk sekolah.
Esok hatinya, anak kecil yang
lusuh tadi pergi lagi ke sekolah tersebut. Tiba-tiba anak itu langsung
ditangkap oleh Galang dan teman-temannya. Ia dibawa ke ruangan kelas dan
diberikan baju dan perlengkapan sekolah lainnya. Tiba-tiba datang guru dan
berkata,"Sekarang kamu bersekolah disini. Gratis. Jadi kamu gak perlu
bersusah payah mengintip dari luar jendela". Anak kecil itu pun terharu
dan berterima kasih kepada semuanya. Usut punya usut yang membiayai sekolahnya
itu adalah orang tua Galang. Galang meminta kepada orang tuanya untuk membiayai
anak itu sekolah dan berjanji akan berubah menjadi anak yang baik yang rajin
sekolah.
Jalan-jalan ke kota Medan
Pergi ke pasar membeli kuaci
Orang putih memang rupawan
Tapi yang hitam yang menarik hati
Ibu Tutik pergi ke pasar
Ia pergi membeli bantal
Kalau saudara merasa pintar
Hewan apa yang berbulu tebal?
Rumah biru berpagar besar
Si Bagas pergi naik kapal
Orang pintar bukan beromong besar
Dialah orang yang banyak beramal
Buah kelapa dicampur es
Enak diminum di balik karang
Masa depanmu akan sukses
Jika ditanam dari sekarang
Kemerdekaan yang Semu
Ku ambil
bambu dan ku bawa pulang
Ku kupas
bambu untuk ku raut asa
Demi
keluargaku, saudaraku, dan bangsaku
Ku raut
ia sampai benar-benar tajam
Kusiapkan diri ini untuk sesuatu
yang pasti
Kami tidak ingin seperti ini terus
Kami ingin Merdeka! Merdeka!
Merdeka!
Telah banyak kawan-kawanku yang
gugur
Demi bangsa
Namun
setelah kemerdekaan itu sudah digenggam
Bendera
merah putih sudah berkibar
Dimanakah
arti kemerdekaan itu?
Setelah
semua yang telah Kami korbankan
Kami masih terjajah oleh bangsa lain
Kami masih kelaparan
Padahal makanan tumbuh di tanah Kami
Inikah yang namanya kemerdekaan itu?
Bukan
ini yang Kami harapkan
Harapan
Kami adalah bangkitnya bangsa
Semua
orang senang tanpa kecurangan
Rakyat
tidak perlu menangis karena kemiskinan
Wahai
Saudaraku inilah pesan Kami yang belum terwujudkan